MULTIINFORMASI.ID || Aceh Tamiang -
Dalam mendukung program ketahanan pangan yang sedang marak digaungkan Pemerintah, baik itu melalui Pemerintah Kabupaten dan Kota juga tak tertinggal bagi Pemerintah Kampung (Desa) dalam menyelenggarakan program ketahanan pangan ini. Sesuai dengan amanat Pemerintah, sebanyak 20% dari total anggaran dana desa, desa tersebut wajib menggangarkan untuk kegiatan ini.
Kampung Sekerak Kiri Kecamatan Sekerak Kabupaten Aceh Tamiang dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi masyarakatnya meluncurkan program bertanam palawija melalui anggaran dana desa.
Untuk kegiatan disektor pertanian ini dan langsung bernaung dibawah BUMK para petani yang terdiri sebanyak kurang lebih sekitar 20 orang menjalankan pekerjaan sebagai petani yang telah mereka usulkan sebesar Rp. 70 juta. Ada berbagai jenis tanaman yang petani Sekerak Kiri geluti, seperti timun, kacang panjang, terong, cabai dan lainnya.
Datok Penghulu Kampung Sekerak Kiri, Abdul Manan saat ditemui MULTIINFORMASI.ID pada sabtu (05/09/2025) dilokasi pertanian mengatakan "Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan ini, saya melihat petani sangat antusias dalam mengembangkan pertaniannya, petani juga sangat merasakan dampak dari program ini walaupun pada prinsipnya para petani harus mengembalikan modal usaha mereka ke BUMK. Namun demikian bila dilihat dari hasil yang petani dapatkan saat ini, sudah sangat membantu pendapatan ekonomi keluarga mereka" jelas Datok.
"Dalam hal bantuan usaha petani ini, tidaklah semua petani mendapatkan bantuan yang sama dari segi jumlah, tetapi tetap berbeda berdasarkan luas lahan mereka, jenis tanaman dan tentunya hasil dari verifikasi" tambah Datok.
Lanjut Datok Abdul Manan yang juga sebagai ketua Forum Datok Kecamatan Sekerak ini menyampaikan "mungkin hanya Kampung Sekerak Kiri dalam kecamatan sekerak yang melakukan kegiatan pertanian seperti ini dan ini juga masih tahap uji coba, insya allah bila berhasil kedepannya akan kita tingkatkan lagi dalam hal anggaran agar bisa terus membantu petani dan masyarakat kampung yang berkelanjutan" ujarnya lagi.
Salah seorang petani yang tergabung dalam program ini, Nazrunhalim (45 thn) juga mengatakan "Saat ini kami menjual timun seharga Rp. 2.800 / Kg, alhamdulillah dengan harga tersebut sudah sangat menguntungkan bagi kami. Kami juga mengatur masa tanam agar pada saat panen nantinya tidak mengalami penurunan harga. Rata-rata petani disini bisa memasarkan timun sebanyak 250 Kg per harinya" ungkap Nazrun.
Untuk penggunaan pupuk sendiri, petani lebih mengutamakan pupuk kandang daripada pupuk kimia. Pupuk kimia digunakan hanya sebagai perangsang saja. Terkait pestisida, petani Sekerak Kiri ini juga menggunakan secukupnya secara berkala . Namun hama tanam yang sangat menjadi kendala bagi para petani.
"Kalo untuk pupuk dan pestisida masih dalam keadaan aman, kendala kami saat ini yaitu hama monyet, karna hama monyet ini sangat sulit diberantas dan juga ada larangan lainnya karna menyangkut hewan" ucap Nazrun.
Dengan adanya program ketahanan pangan yang sangat menyentuh sendi ekonomi masyarakat ini, para petani yang tergabung sangat mengharapkan adanya perhatian dan bantuan dari Pemerintah Daerah dalam hal alat pengolah tanah (traktor) dimana saat ini petani sekerak kiri hanya menggunakan satu alat multivator saja.
"Kami sangat membutuhkan alat pertanian berupa traktor yang dapat langsung membentuk bedengan (media tanam) agar lebih mudah dan menghemat waktu kerja kami, saat ini kamj mengerjakan bedengan secara manual, untuk itu perhatian dari Pemerintah Daerah sangat kami harapkan" tutup Nazrun. (DJ)
Tags:
Berita/Pemkab

